1.
A.
Latar Belakang
Ada pertanyaan bahwa bimbingan
identik dengan pendidikan. Artinya apabila seseorang melakukan kegiatan mendidik
berarti ia juga sedang membimbing; sebaliknya apabila seseorang melakukan
aktifitas membimbing (memberikan pelayanan bimbingan), berarti ia juga sedang
mendidik.
Pelayanan bimbingan dan konseling
(disingkat BK)bisa dilakukan dalam setting lembaga pendidikan (sekolah atau
madrasah), keluarga, masyarakat, organisasi, industri, dan lain sebagainya.
Pembahasan dalam makalah ini memfokuskan pada tujuan, fungsi, dan manfaat BK di
sekolah menengah.
Awalnya Bimbingan dan Konseling
tidak diperuntukkan bagi dunia pendidikan. Tetapi, dalam perkembangannya
diterapkan dalam dunia pendidikan.
- B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah:
- Apakah pengertian dari Bimbingan Konseling?
- Apakah tujuan dari Bimbingan Konseling?
- Apakah fungsi dari Bimbingan Konseling?
- Apakah manfaat dari Bimbingan Konseling?
- C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari bimbingan konseling
- Untuk mengetahui tujuan dari bimbingan konseling
- Untuk mengetahui fungsi dari bimbingan konseling
- Untuk mengetahui manfaat dari bimbingan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling
berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan
terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer
& Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang
mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan,
mengatur, atau mengemudikan).
Prayitno dan Erman Amti
(2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku. Sementara, Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan:
- suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.
- suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya.
- sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup.
- suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
I. Djumhur dan Moh. Surya,
(1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self
understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan
untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan
dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan
masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan”.
Berdasarkan pengertian di atas
dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu
dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Sedangkan konseling menurut
Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu,
Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling
pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian
konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu
konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan
kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
- B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara implisit, tujuan bimbingan
dan konseling sudah bisa diketahui dalam rumusan tentang bimbingan dan
konseling. Individu atau siswa yang dibimbing, merupakan individu yang sedang
dalam proses perkembangan. Opleh sebab itu, maka tujuan bimbingan dan konseling
adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing.
Dengan perkataan lain, agar individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara
optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat
berkembang sesuai lingkungannya.
Optimalisasi pencapaian tujuan
bimbingan dan konseling pada setiap individu tentu berbeda sesuai tingkatan
perkembangannya. Apabila yang dibimbing adalah murid sekolah dasar, dimana
mereka sedang dalam proses perkembangan dari usia SD ke usia SMP atau usia
anak-anak ke usia remaja, tentu optimalisasi pencapaian tingkat perkembangannya
sesuai denmgan usia sekolah dasar, demikian juga apabila yang dibimbing adalah
siswa sekolah menengah pertama (SMP) atau siswa Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah
Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/ SMK) atau Madrasah
Aliyah (MA) dan Perguruan Tinggi.
Individu yang sedang dalam proses
perkembangan apalagi ia adalah seorang siswa, tentu banyak masalah yang
dihadapinya baik masalah pribadi, sosial, maupun akademik dan masalah-masalah
lainnya. Kenyataan bahwa tidak semua individu (siswa) mampu melihat dan mampu
menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak mampu menyesuaikan
diri secra efektif terhadap lingkungannya. Bahkan adakalanya individu tidak
mampu menerima dirinya sendiri. Merujuk kepada masalah yang dihadapi individu
(siswa), maka tujuan Bimbingan dan Konseling adalah agar individu yang
dibimbing memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya
dan mampu atau cakap dalam memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bimbinagn dan Konseling berkenaan
dengan prilaku, oleh sebab itu tujuan Bimbingan dan Konseling adalah dalam
rangka :
- Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau yang dikonseling.
- Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mentan klien.
- Membantu mengembangkan prilaku-prilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya.
- Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Dalam islam, sosok individu yang
ingin dicapai seperti disebutkan dalam tujuan Bimbingan dan Konseling diatas,
identik dengan individu yang “kaffah” atau “insan kamil”. Individu yang kaffah
atau insan kamil merupakan sosok individu atau pribadi yang sehat baik rohani
(mental atau psikis) dan jasmaninya (fisiknya). Dengan perkataan lain, sehat
fisik dan psikisnya individu atau pribadi yang kaffah atau insan kamil juga
merupakan sosok individu yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu dan amal
serta dzikir sesuai kemampuannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Secara operasional, individu atau
pribadi yang kaffah atau insan kamil adalah individu yang mampu:
- Berfikir secara positif sebagai hamba Allah SWT yang tugas utamanya adalah mengabdi kepada-Nya.
- Berfikir positif tentang diri dan orang lain di lingkungannya.
- Mewujudkan potensi fikir dan dzikir dalam kehidupan sehari-hari.
- Mewujudkan akhlak alkarimah dan senantiasa berbuat ihsan (baik) dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap diri dan lingkungannya.
M. Hamdan Bakran Adz zaky,(2004)
merinci tujuan bimbingan dan konseling dalam islam sebagai berikut:
- untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan,kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai (Mutmainnah), bersikap lapang dada (Radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufidh dan hidayah- Nya (Mardhiyah).
- Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atu madrasah, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya.
- Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
- Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual dalam pada diri individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.
- Untuk menghasikan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
Dengan demikian tujuan Bimbingan dan
Konseling dalam islam merupakan tujuan yang ideal dalam rangka mengembangkan
kepribadian muslim yang sempurna atau optimal.
Pencapaian tujuan Bimbingan dan
Konseling dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah
berbeda untuk setiap tingkatannya. Artinya, melihat perkembangan yang optimal
pada siswa SMP/MTs tentu tidak sama dengan melihat siswa SMA/MA/SMK. Begitu
juga melihat kemandirian siswa SMP tentu tidak sama dengan melihat kemandirian
siswa SMA/MA/SMK. Dengan perkataan lain, penjabaran tujuan Bimbingan dan
Konseling di atas di sekolah-sekolah dan madrasah, harus didasarkan atas
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
Menurut Yusuf & Nurihsan (2008)
tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah sebagai berikut.
1)
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
2)
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3)
Memliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan memepersiapkan diri
menghadapi ujian.
4)
Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5)
Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
- C. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan
konseling mengemban beberapa fungsi, yaitu : (1) fungsi pencegahan (preventif),
(2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5) penyaluran, (6) penyesuaian,
(7) pengembangan, (8) perbaikan, dan (9) advokasi.
- Fungsi pencegahan
Melalui funfsi ini pelayanan
Bimbingan dan Konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri
siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor
dengan merumuskan program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat
menbghambat perkembangan siswa seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi,
masalah sosial dan lain sebagainya dapat dihindari.
Beberapa kegiatan atau layanan yang
dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah
terhadap timbulnya masalah adalah:
1)
Layanan orientasi
Program ini diberikan kepada siswa
baru agar mereka mengenal lingkunagn sekolahnya yang baru secara lebih baik
sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar (selama menjadi siswa di sekolah atau madrasah yang
besangkutan). Melalui program ini disampaikan berbagai hal kepada siswa seperti
informasi tentang kurikulum, car-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan
sosial, tata tertib atau peraturan sekolah dan madrasah, sarana pendidikan, dan
lain sebagainya.
2)
Layanan pengumpulan data
Melalui program ini, akan diperoleh
data yang lebih lengkap dan akurat tentang siswa, sehingga bisa diperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang siswa. Melalui data-data yang
dikumpulkan, bisa diperoleh secara lebih awal tentang siswa sehingga bisa
menjadi antisipasi terhadap munculnya berbagai persoalan pada siswa.
3)
Layanan kegiatan kelompok
Melalui program ini, diharapkan
siswa memperoleh pemahaman diri secar lebih baik. Selain itu juga, meningkatkan
pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat.
Kegiatan-kegiatan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini antara lain
: diskusi kelompok, bermain peran, dinamika kelompok, dan kegiatan-kegiatan
lainnya.
4)
Layanan bimbingan karir
Program ini diberikan kepada siswa
sebelum ia memangku karir tertentu kelak setelah tamat sekolah.
- Fungsi pemahaman
Melalui fungsi ini, pelayanan
Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang
diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien
itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya (pembimbing).
- Fungsi pengentasan
Apabila seorang siswa mengalami
suatu permasalahan dan ia tidak dapat memecahkan permasalahannya sendiri lalu
ia pergi ke pembimbing atau konselor, maka yang diharapkan oleh siswa yang
bersangkuntan adalah teratasinya masalah yang dihadapinya. Siswa yang mengalami
masalah dianggap berada dalam suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan
sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Masalah
yang dialami siswa juga merupakan suatu keadaan yang tidak disukainya. Oleh
sebab itu, ia harus dientas atau diangkat dari keadaan yang tidak disukainya.
- Fungsi pemeliharaan
Menurut Prayetno dan Erman Amti
(1999) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan disini bukan sekedar mempertahankan
agar hal-hal yang telah disebutkan di atas tetap utuh, tidak rusak, dan tetap
dalam keadaan semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut
bertambah lebih baik dan berkembang. Implementasi fungsi ini dalam bimbingan
dan konseling dapat dilakukan melalui berbagai pengaturan, kegiatan dan
program.
- Fungsi penyaluran
Setiap siswa hendaknya memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadinya
masing-masing yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita dan lain
sebagainya. Melalui fungsi ini pelayanan Bimbingan dan Konseling berupaya
mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan
menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya
perkembangan yang optimal.
Bentuk kegiatan Bimbingan dan
konseling berkaitan dengan fungsi ini adalah :
1)
Pemilihan sekolah lanjutan
2)
Memperoleh jurusan yang tepat
3)
Penyusunan program belajar
4)
Pengembangan minat dan bakat
5)
Perencanaan karir
- Fungsi penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan
Bimbingan dan Konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan
lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan .
ilmu yang paling utama untuk kita para konselor :)
BalasHapusYapz., nambah ilmu.,
BalasHapus