Minggu, 12 Mei 2013

Perilaku Agresif


  1. Faktor penyebab perilaku ageresi remaja
Menurut Sears, Taylor dan Peplau (1997), perilaku agresif remaja disrbabkab oleh dua faktor utama yaitu adanya serangan serta frustasi. Serangan merupakan salah satu faktor yang  paling sering menjadi penyebab agresif dan muncul dalam bentuk serangan verbal atau serangan fisik. Faktor penyebab agresi selanjutnya adalah frustasi. Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh suatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, penghargaan atau tindakan tertentu.
Menurut Berkowitz (2003) dalam bukunya yang berjudul emosional behavior menyatakan bahwa adanya persaungan atau kompetisi juga dapat menjadi penyebab munculnya perilaku agresif remaja.
Menurut Koeswara (1998), faktor penyebab remaja berperilaku agresif bermacam-macam, sehingga dapat dikelompokkan menjadi faktor sosial, faktor lingkungan, faktor situasional, faktor hormon, alkohol, obat-obatan (faktor yang berasal dari luar individu ) dan sifat kepribadian (faktor-faktor yang berasal dari dalam individu), yaitu :
a.       Penyebab sosial
1.       Frustasi
Yakni suatu situasi yang menghambat individu dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, dari frustasi maka kan timbulperasaan-perasaan agresif
2.       Profokasi
Yaitu oleh pelaku agresi profokasi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agersif untuk meniadakan bahaya yangdiisaratkan oleh ancaman tersebut.
3.       Melihat model-model agresif
Film dan TV dengan kekerasan dapat menimbulkjan agresi pada seorang anak, makin banyak menonton kekerasandalam acara TV makinbesar tingkat agresif merekka terhadap orang lain, makin lama mereka menonton,makin kuat hubungannya tersebut.

b.       Penyebab dari lingkungan
1.       Polusi Udara, bau busuk dan kebisingan dilaporkan dapat menimbulkan perilaku agresi tetapi tiodak selalu demikian tergantung dari berbagai faktorlain.
2.       Kesesakan (crowding), meningkatkan kemungkinan untuk perilaku agresif  terutama bila sering timbul kejengkelan, iritasi, dan frustasi karenanya.
c.       Penyebab situasional
1.       Bangkitan seksual yaitu film porno yang  “ringan“ dapat mengurangi tingkat agresif, film porno yang “keras” dapat menambah agresif.
2.       Rasa nyeri dapat menimbulkan dorongan agresi yaitu untuk melikai atau mencelakakan orang lain. Dorongan itu kemudian dapat tertuju kepadasasaran apa saja yang ada.
d.       Alkohol dan obat-obatan
Ada petunjuk bahwa agresi berhubungan dengan kadar alkhohol dan obat-obatan. Subyek yang menerima alkohol dalam takara-takaran yang tinggi menunjukkan taraf agresifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang tidak menerima alkhohol atau menerima alkhohol dalam taraf yang rendah. Alkhohol dapat melemahkan kendali diri peminumnya, sehingga taraf agresifitas juga tinggi.
e.       Sifat kepri badian
                 Menurut Baron ( dalam Koeswara, 1988 ) setiap individu akan berbeda dalam cara menentukan dirinya untuk mendekati atau menjauhiperilaku agresif. Ada beberapa ynag memiliki sifat karakteristik yang berortientasi untuk menjauhkan diri dari pelanggaran-pelanggaran.
Menurut David O Sears 1985 meyebutakan faktor penentu perilaku agresif yang utama adalah rasa marah dan proses belajar respon agresif. Prosesbelejar ini bisa terjadi langsung terhadap respon agresif atau melalui imitasi.
Menurut Davidoff perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.      Faktor biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu:
a.       Gen
Gen tampakya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresif.
b.       Sistem otak
Sistem otak yang tidak terlibat dalam agersi ternyata dapat memperkuat atau menghambat sirkuit netral yang mengendalikan agresi.
c.       Kimia darah
Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi.
2.      Faktor lingkungan
Yang mempengaruhi perilaku agresif remaja yaitu :
a.       Kemiskinan
Remaja yang besar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan. Hal yang sangatmenyedihkan adalah dengan berlarut-larut terjadinya krisis ekonimi dan moneter menyebabkan pembengklakan kemskinan yang semakin tidakterkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya tingkat agresi semakin besar.
b.      Anoniomitas
Terlalu banyak ranbgsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan oranglain tidal lagi saling mengenal. Lebih jauh lagi, setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identiras diri). Jika seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikkat dengan norma masyarakat da kurang bersimpati dengan orang lain.
c.       Suhu udara yang panas
Suhu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresifitas.

3.      Kesenjangan generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasiyang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi antara orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnyaperilaku agresi pada anak.
4.      Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas system saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangatkuat yang biasanya disebabkan akarena adanya kesalahan yang muingkin nyata-nyata salah atau mungkin tidak (Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, 1991). Pada saat amrah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila haltersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresif.
5.      Peran belajar model kekerasan
Model pahlawan-pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal bisa menjadikanpenonton akan semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai bagi dirinya.Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model kekerasan dan hali ini menjadi sangat efektif untuk terciptanyaperilaku agresif.
6.      Frustasi
Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh ssesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakantertentu. Agresi merupakan salah satu cara merespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustasi yang behubungan denganbanyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera tepenuhi tetapi sulit sekali tercap[ai. Akibatnyamereka menjadi mudah marah dan berprilaku agresi.

7.      Proses pendisiplinan yang keliru
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkanberbagai pengaruh yang buruk bagi remaja (Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan, 1988). Pendidikan disiplin seperti akn membuat remajamenjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif danpada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.

Daftar Rujukan :
  1. Scheneider, Alexander. A. 1955. Personal Adjusment and Mental Healty. New York : Holt, Rinehart dan winston.
  2. Koeswara, E. 1998. Agresi Manusia. Bandung : PT Erasco.
  3. David, Jonathan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.
  4. Abidin, Zainal. 2005. Penghakiman Massa. Jakarta : Erlangga.
  5. Berkowitz, Leonard. 2003. Emotional Behavior ( buku kesatu ). Terjemahkan oleh Hartantni waro susiatni. Jakarta : PPM.
  6. http: // www. E- psikologi. Com/ epsi/ individual detail. Asp ?id= 380.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar